Jumat, 17 Januari 2014

MENJADI WIRAUSAHA YANG MUDA DAN MANDIRI


Pengertian Kewirausahaan berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda . Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya.
Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri; swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri.
Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan.
Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang yang gagah, luhur, berani dan pantas menjadi teladan di bidang usaha. Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani unuk mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada kemampuan sendiri atau kemandiriannya.
Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. Raymond dan russel memberikan definisi tentang wirausaha dengan menekankan pada aspek kebebasan berusaha yang dinyatakannya sebagai berikut : An entrepreneur is an independent growth oriented owner operator. Menurut Gede Pratama, ada beberapa sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha diantaranya :
  1. Wirausaha adalah seorang pencipta perubahan (the change creator)
  2. Wirausaha selalu melihat [erbedaan sebagai peluang
  3. Wirausaha selalu bereksperimen dengan pembaharuan
  4. Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya
  5. Wirausaha melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu kreativitas
  6. Wirausaha berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain
Sedangkan menurut Robin, kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan. Wirausahawan atau entrepreneur juga diartikan sebagai seorang penemu bisnis yang sama sekali baru dan mampu mengembangkan menjadi perusahaan yang mencapai kesuksesan. Contohnya adalah Microsoft, Wal-Mart, dan Aqua. Seseorang entrepreneur memiliki cirri-ciri diantaranya:
  1. focus yang terkendali
  2. berenergi yang tinggi
  3. kebutuhan akan prestasi
  4. bertoleransi terhadap keraguan
  5. percaya diri
  6. berorientasi terhadap tindakan.
Para wirausahawan adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana menentukan keputusan dalam pekerjaan dan bagga terhadap prestasinya. Menurut Joseph Schumpeter menyebutkan , “entrepreneur is the person who perceives an opportunity and creates an organization to pursue it. “ (bygrave, 1994:2). Dengan kata lain, seseorang wirausahawan atau entrepreneur harus memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai keberhasilan. David Mc. Clelland berpendapat, ada sifat yang baku dalam diri seriap manusia, yaitu : need of power, need of affiliation, and need of achievement.
Pada abad ke-20, konotasi dari entrepreneur yang berarti innovator mulai dikenal. Inovasi adalah kegiatan memperkenalkan sesuatu yang baru, yang merupakan tugas seseorang entrepreneur sebagai sebuah proses dinamis dalam meningkatkan kesejahteraan.
Perkembangan definisi mengarahkan pada definisi baru “perilaku berpikir strategis dan pengambilan resiko yang dilakukan oleh individu maupun organisasi”. Definisi ini memberikan penjelasan bahwa definisi entrepreneur adalah indivisu yang mengambil segala resiko untuk mengejar dan menjangkau peluang serta situasi yang berbeda dengan kemungkinan kegagalan dan ancaman serta hambatan.
Pada Negara yang berkembang, motivasi menguasai bisnis sangat penting untuk menunjang daya saing yang kompetitif. Setelah itu, barulah kemudian menumbuhkan motivasi yang berkumpul, yaitu keinginan untuk saling berbagi informasi melalui kelompok-kelompok tertentu agar timbul peluang dan kesempatan dalam berusaha. Agar peluang tersebut terlaksana, harus dibangun kehausan akan prestasi, diantaranya, menggerakkan diri sendiri sehingga timbul keinginan untuk berwirausaha.

MENEKUNI USAHA SAMBIL KULIAH



Cara sukses menekuni bisnis sambil kuliah - "Saat dalam situasi belajar Anda di kuliah dan bisnis Anda dapat terbagi seimbang, maka prestasi akademik di bangku perkuliahan dan bisnis sampingan Anda bisa tumbuh secara bersamaan."

Siapa bilang menekuni usaha sambil belajar di bangku kuliah itu merepotkan? Masih banyak yang berpikiran bahwa merintis sebuah usaha di bangku perkuliahan hanya akan mengganggu konsentrasi belajar. Pola pikir seperti ini kurang tepat, jadi tidak ada salahnya jika kita dari sekarang memulai memperbaiki mindset para mahasiswa.

Mahasiswa lebih bangga bila menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS) maupun tenaga kerja profesional di perusahaan-perusahaan besar, dibandingkan memilih terjun di dunia usaha dan menjadi seorang entrepreneur muda. Paradigma ini tentunya sangat memprihatinkan. Tidaklah heran bila sampai hari ini angka pengangguran sarjana di Indonesia jumlahnya terus bertambah.

Karena dari itu untuk membangkitkan motivasi bisnis bagi para mahasiswa. Saya memberikan beberapa langkah sukses memulai usaha sambil kuliah yang bisa dicoba bagi para pemula yang masih berstatus sebagai mahasiswa.menjadikan mental entrepreneur atau pengusaha

Langkah awal yang penting untuk dijalankan bagi para mahasiswa yaitu:

1. Menjadikan mental entrepreneur dalam diri.
Meskipun masih berstatus sebagai mahasiswa, namun jangan pernah minder atau takut untuk terjun di dunia usaha. Sebab, pada dasarnya semua bidang bisa Anda pelajari dari nol, termasuk ketika belajar berwirausaha sejak duduk di bangku perkuliahan. Mulailah dengan memperkaya ilmu dan skill Anda melalui buku, majalah bisnis, mengikuti mata kuliah kewirausahaan yang ada di kampus Anda, mengikuti club maupun forum kewirausahaan di tempat kuliah Anda, mengikuti berbagai macam seminar maupun pelatihan bisnis yang ada di Indonesia, serta memperluas networking dengan bergaul di lingkungan para pengusaha muda.
2. Tentukan peluang bisnis yang sesuai dengan modal
Ketika mental Anda sudah mulai terbangun, langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah memilih jenis usaha yang sesuai dengan modal Anda. Tentunya tidak hanya berupa materi saja, namun juga meliputi modal skill, modal passion (hobi), waktu luang, dan lain sebagainya. Contohnya saja seperti menjadi reseller produk, menjadi penulis artikel, membuat beragam jenis aksesoris (seperti kerajinan flanel, kain perca, manik-manik, kerajinan sulam, dll), memproduksi coklat, camilan, atau aneka macam makanan ringan, bisnis pulsa berjalan, menyediakan jasa penerjemah, jasa les privat, jasa servis komputer maupun handphone, jasa rental komputer, jasa pembuatan website, serta masih banyak lagi peluang bisnis mahasiswa lainnya yang dapat membuat kita sukses dalam mendapatkan penghasilan dari usaha bisnis yang kita tekuni dan penghasilan kita bisa bertambah dan kita tidak hanya mengandalkan pemberian dari orang tua saja.


3. Bagi waktu Anda sebaik-baiknya
Tentunya sebagian besar waktu seorang mahasiswa akan tersita di bangku perkuliahan dan sibuk dengan mengerjakan tugas-tugas kuliah yang setiap harinya menumpuk di meja belajar Anda. Meski demikian tidak menutup kemungkinan dapat merintis usaha kecil-kecilan di sela-sela jadwal kuliah Anda setiap hari. Yang terpenting adalah bijak dalam membagi waktu. Pisahkan waktu belajar dengan waktu luang untuk merintis usaha. contoh ketika hari-hari kerja, gunakan waktu pagi hingga sore untuk fokus mengurus segala hal yang berhubungan dengan kuliah. Sedangkan pada waktu malam hari atau pada hari libur, optimalkan tenaga dan pikiran Anda untuk menciptakan ide kreatif agar dapat mengembangkan bisnis sampingan yang Anda rintis. jika waktu Anda bisa terbagi secara seimbang, maka kuliah dan bisnis Anda pun bisa berjalan seimbang, dalam arti bisnis lancar dan kuliah tidak terganggu.

4. Aktif berpromosi di lingkungan sekitar
Untuk mendukung perkembangan bisnis yang telah dijalankan, sebaiknya Anda mulai berpromosi di lingkungan sekitar Anda. Contohnya saja dengan menginformasikan produk atau jasa Anda kepada teman-teman kuliah, teman kost, keluarga, saudara, dosen-dosen Anda, atau mempromosikan bisnis tersebut melalui situs pertemanan online seperti facebook, twitter, blog, google plus, dan lain sebagainya.

5. Action dari sekarang
Setelah yakin dengan persiapan dan kemampuan yang Anda miliki, kini tidak ada alasan untuk menunda-nunda rencana bisnis yang telah dibuat dan segera merealisasikannya untuk mendapatkan penghasilan di dalam usaha yang akan Anda jalankan.

Semoga informasi tips motivasi bisnis yang telah saya sampaikan pada artikel kali ini bisa memberikan tambahan semangat bagi para pembaca, dan menginspirasi seluruh mahasiswa di Indonesia untuk mau belajar dan memulai berkarya menciptakan peluang kerja dan peluang usaha sebanyak-banyaknya, demikian artikel pada kesempatan kali ini mengenai cara sukses menekuni bisnis sambil kuliah, semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi buat teman-teman mahasiswa, dan jangan lewatkan juga artikel saya yang lainnya mengenai cara sukses belajar di perguruan tinggi, yang sangat berguna bagi teman-teman yang masih duduk di bangku kuliah.

Kamis, 16 Januari 2014

Hakikat dan Konsep Dasar Kewirusahaan


Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803).
Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Ø Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
Ø Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
Ø Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan
Ø Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk
(1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
(2) memperkenalkan metoda produksi baru,
(3) membuka pasar yang baru (new market),
(4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Ø Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam system ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
Ø Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Ø Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Ø Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Ø Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluangpeluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bias bersifat sementara atau kondisional.
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.
Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek financial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)